Surveilans epidemiologi di daerah bencana memiliki tantangan khusus baik dari jenis, kategori, dan daerah bencananya. Epidemiologi dapat dilakukan pada sebelum, selama dan setelah bencana terjadi. Hal ini harus sering dilakukan ketika lingkungan berubah setelah terjadi bencana yang ekstrem atau drastis dengan dukungan fasilitas kesehatan yang minimal. Pendekatan deteksi dini untuk peristiwa tanah longsor dapat diterapkan menggunakan teknologi seperti sistem peringatan dini yang ada (early warning system/EWS) dengan memasang sensor untuk mendeteksi gerakan dan pergerakan di lingkungan, dalam hal ini, yaitu suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin. Alat ini diperlukan untuk dapat mengoptimalkan metode surveilans karena dapat digunakan juga sebagai media untuk mengumpulkan data lingkungan terkait kesehatan. Alat EWS dapat mendukung sistem surveilans aktif dalam hal pengumpulan data tentang masalah kesehatan yang terjadi di daerah endemis penyakit maupun daerah rawan bencana. Sistem pengawasan aktif juga dapat menggunakan aplikasi yang secara khusus dapat merekam masyarakat dan lingkungan sekitarnya termasuk dapat memetakan daerah tersebut. Proses pengawasan epidemiologis di daerah rawan bencana akan menghasilkan data yang sangat besar sehingga pengolahan data juga harus didukung oleh sistem khusus seperti teknologi big data. Tidak menutup kemungkinan jika data yang dikumpulkan sebelum, selama, dan setelah bencana ini dapat dijadikan sebagai model prediksi untuk mengetahui pola bencana di daerah rawan bencana dan mencegah suatu wabah penyakit di daerah endemis.