• UGM
  • IT Center
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Menara Ilmu Parasitologi Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
  • Visi Misi
  • Parasitologi Kedokteran
  • Subdivisi
    • Protozoologi
    • Helmintologi
    • Entomologi
  • Penyakit akibat parasit
    • Penyakit Kecacingan (Helminths)
      • Askariasis
      • Trikuriasis
      • Penyakit Enterobiasis
      • Infeksi cacing tambang atau Hookworm (Cutaneous Larva Migrans)
      • Penyakit Strongyloidiasis
      • Penyakit Taeniasis
      • Penyakit Diphyllobothriasis
      • Penyakit Fascioliasis
      • Schistosomiasis
      • Penyakit Fasciolopsiasis
    • Penyakit akibat Protozoa usus
      • Penyakit Amebiasis
      • Penyakit Giardiasis
      • Penyakit Cryptosporidiosis
    • Penyakit Tular Vektor
      • Demam Berdarah Dengue
      • Penyakit Zika
      • Penyakit Chikungunya
      • Japanese Encephalitis (JE)
      • Penyakit Malaria
      • Filariasis limfatik
    • Penyakit akibat Arthropoda
      • Penyakit Pediculosis
      • Scabies (Kudis)
      • Gigitan atau sengatan Serangga
      • Alergi debu tungau rumah
      • Penyakit Dermatitis linearis
    • Penyakit parasit lainnya
      • Toksoplasmosis
      • Trikomoniasis
      • Toksokariasis
      • Penyakit Paragonimiasis
      • Hidatidosis (Echinococcosis)
  • Kontak
  • Beranda
  • Artikel
  • Creeping eruption sedang merayap

Creeping eruption sedang merayap

  • Artikel
  • 5 September 2019, 20.43
  • Oleh: Rizqiani Kusumasari
  • 0

Creeping eruption  atau Cutaneous Larva Migran (CLM) atau penyakit sandworm adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh cacing tambang. Infeksi ini lebih sering terjadi di negara tropis dengan iklim yang lebih hangat. Sebagian besar kasus dilaporkan pada orang yang telah melakukan perjalanan ke Karibia, Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Infeksi ini menular dengan cara berkontak langsung antara kulit dengan cacing pada tinja. Cacing tambang dapat ditemukan di daerah yang lembab dan berpasir. Penyakit ini banyak terjadi karena berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi pada iklim hangat.

Creeping eruption pada kaki, terlihat adanya pola seperti ular (serpiginous) 

Ruam sering muncul hingga 1 hingga 5 hari setelah penderita terpapar cacing tambang. Setiap orang mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda, termasuk gatal parah, lepuh, dan ruam merah yang membentuk pola seperti ular. Infeksi sering muncul pada bagian-bagian tubuh yang telah terpapar ke tanah yang terkontaminasi. Bagian tubuh ini termasuk kaki, kaki, bokong, atau punggung.

Creeping eruption dapat diobati dengan obat-obatan anti-parasit (seperti albendazole dan ivermectin). Jika tidak diobati, kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau bulan. Karena larva cacing tambang sering memasuki tubuh melalui kaki telanjang, mengenakan sepatu akan membantu menghentikan adanya infeksi.

 

Referensi:

Brenner MA, Patel MB. Cutaneous larva migrans: the creeping eruption. Cutis. 2003;72(2):111-5.

Kaur S, Jindal N, Sahu P, Jairath V, Jain VK. Creeping Eruption on the Move: A Case Series from Northern India. Indian J Dermatol. 2015;60(4):422.

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Tautan

Universitas Gadjah Mada

Departemen Parasitologi

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Gedung Prof. Drs. R. Radiopoetro Lantai 4

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Indonesia

Telp./Fax. (0274) 546215

Email: parasitologi.fk@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju