Istilah ‘diabaikan’ pada penyakit tropis terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) merujuk pada fakta bahwa penyakit tropis ini tidak dianggap sebagai penyakit menular yang penting. Kelompok penyakit ini umumnya menyebar di antara orang miskin dan terpinggirkan yang hidup dalam lingkungan terbatas sumber daya. NTD dapat mengakibatkan pelemahan, penurunan produktivitas, dan konsekuensi sosial.
WHO telah memasukkan 17 penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, atau cacing ke dalam kelompok NTD. Bakteri NTD adalah ulkus Buruli (Buruli ulcer), kusta, trachoma, dan frambusia, sedangkan NTD virus adalah infeksi virus dengue dan rabies. Protozoa penyebab NTD termasuk penyakit Chagas, trypanosomiasis, dan leishmaniasis. Cacing menyebabkan penyakit yang mendominasi NTD: taeniasis, dracunculiasis, echinococcosis, trematodiasis, filariasis, onchocerciasis, schistosomiasis, dan helminthiasis yang ditularkan melalui tanah (Soil-transmitted Helminth/STH).
Meskipun NTD umumnya ditemukan di negara-negara tropis, itu tidak identik dengan hanya penyakit tropis. NTD terkait erat dengan kemiskinan dan sumber daya yang terbatas, termasuk akses yang buruk ke air minum bersih, sanitasi yang buruk, dan perumahan yang tidak sehat. NTD juga berkontribusi terhadap sebagian besar morbiditas dan mortalitas populasi. Perempuan dan anak-anak adalah yang paling rentan terhadap stigmatisasi dan diskriminasi setelah dikaitkan dengan NTD. Potensi NTD untuk menyebar ke negara maju cukup rendah, karena NTD terkait erat dengan vektor lokal dan distribusi inang perantara yang secara khusus dikaitkan dengan wilayah geografis, khususnya di daerah tropis.
Ada upaya dan program mengenai NTD yang direncanakan dan diimplementasikan di Indonesia. Beberapa strategi sudah dirasa cukup, namun yang lain masih perlu diperkuat. Berbagai faktor dapat berkontribusi terhadap hambatan penghapusan NTD di Indonesia, yaitu sumber daya yang terbatas, populasi yang tinggi, wilayah geografis yang luas, dan akses yang sulit karena berbentuk negara kepulauan. Hingga beberapa tahun terakhir, NTD masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Diperlukan perencanaan yang komprehensif dengan menggunakan pendekatan multidisiplin untuk mempertahankan upaya untuk mengendalikan, dan untuk memberantas NTD.