• UGM
  • IT Center
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Menara Ilmu Parasitologi Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
  • Visi Misi
  • Parasitologi Kedokteran
  • Subdivisi
    • Protozoologi
    • Helmintologi
    • Entomologi
  • Penyakit akibat parasit
    • Penyakit Kecacingan (Helminths)
      • Askariasis
      • Trikuriasis
      • Penyakit Enterobiasis
      • Infeksi cacing tambang atau Hookworm (Cutaneous Larva Migrans)
      • Penyakit Strongyloidiasis
      • Penyakit Taeniasis
      • Penyakit Diphyllobothriasis
      • Penyakit Fascioliasis
      • Schistosomiasis
      • Penyakit Fasciolopsiasis
    • Penyakit akibat Protozoa usus
      • Penyakit Amebiasis
      • Penyakit Giardiasis
      • Penyakit Cryptosporidiosis
    • Penyakit Tular Vektor
      • Demam Berdarah Dengue
      • Penyakit Zika
      • Penyakit Chikungunya
      • Japanese Encephalitis (JE)
      • Penyakit Malaria
      • Filariasis limfatik
    • Penyakit akibat Arthropoda
      • Penyakit Pediculosis
      • Scabies (Kudis)
      • Gigitan atau sengatan Serangga
      • Alergi debu tungau rumah
      • Penyakit Dermatitis linearis
    • Penyakit parasit lainnya
      • Toksoplasmosis
      • Trikomoniasis
      • Toksokariasis
      • Penyakit Paragonimiasis
      • Hidatidosis (Echinococcosis)
  • Kontak
  • Beranda
  • Penyakit Chikungunya

Penyakit Chikungunya

  • 28 Juni 2019, 04.40
  • Oleh: Rizqiani Kusumasari
  • 0

Chikungunya merupakan penyakit tular-nyamuk yang disebabkan oleh virus Chikungunya. Sama seperti dengue, virus ini ditransmisikan melalui gigitan nyamuk betina spesies Aedes aegypti dan Ae. albopictus. Penyakit ini tidak hanya ditemukan di negara tropis saja, tetapi juga dapat ditemukan di negara subtropis di Eropa. Di benua Afrika, virus Chikungunya ditransmisikan oleh spesies lain Aedes, antara lain Ae. furcifer-taylori dan Ae. luteocephalus. Semua spesies nyamuk tersebut cenderung menggigit manusia di luar rumah, tetapi nyamuk Ae. aegypti juga dapat menggigit manusia di dalam rumah.

Periode inkubasi penyakit Chikungunya berkisar antara 2-12 hari setelah gigitan nyamuk. Sebagian besar penderita infeksi virus Chikungunya mengalami gejala ringan sehingga infeksi tidak terdeteksi. Gejala utama infeksi virus Chikungunya adalah demam tinggi disertai dengan nyeri sendi yang hebat. Gejala lain yang dapat muncul antara lain nyeri kepala, mual, muntah, dan ruam kemerahan pada kulit yang dapat mengelupas. Nyeri sendi pada demam Chikungunya biasanya berat dan dapat menetap hingga beberapa minggu. Sebagian besar penderita infeksi virus ini sembuh sempurna tanpa komplikasi atau gejala sisa (sekuele). Diagnosis demam Chikungunya dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan enzyme-linked immunosorbent assays(ELISA) untuk melihat IgM atau IgG terhadap virus Chikungunya atau isolasi virus dari darah menggunakan reverse transcriptase-polymerase chain reaction(RT-PCR).

Hingga saat ini tidak ada terapi spesifik untuk pengobatan demam Chikungunya. Pengobatan bersifat simptomatik dan suportif untuk meredakan gejala seperti demam, nyeri sendi, mual, dan muntah. Vaksin spesifik terhadap virus Chikungunya belum tersedia. Pencegahan penularan virus Chikungunya dan pengendalian nyamuk vektor Chikungunya hampir sama dengan pencegahan penularan virus dengue. Metode pencegahan dapat dilakukan dengan cara berikut:

  • Pemberantasan sarang nyamuk dengan modifikasi lingkungan
  • Metode 3M (menguras, menutup, mengubur)
  • Penggunaan larvisida (Abate)
  • Menggunakan repelen nyamuk atau obat nyamuk
  • Mengenakan baju lengan panjang atau kelambu tidur
  • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengendalian sarang nyamuk

 

 

Daftar Pustaka:

Powers AM, Logue CH. Changing patterns of chikungunya virus: re-emergence of a zoonotic arbovirus. J Gen Virol. 2007;88(Pt 9):2363-77.

Thiberville SD, Moyen N, Dupuis-Maguiraga L, Nougairede A, Gould EA, Roques P, et al. Chikungunya fever: epidemiology, clinical syndrome, pathogenesis and therapy. Antivir Res. 2013;99(3):345-70.

World Health Organization. Chikungunya[updated 12 April 2017]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chikungunya.

Tautan

Universitas Gadjah Mada

Departemen Parasitologi

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Gedung Prof. Drs. R. Radiopoetro Lantai 4

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Indonesia

Telp./Fax. (0274) 546215

Email: parasitologi.fk@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju