• UGM
  • IT Center
  • EnglishEnglish
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
Universitas Gadjah Mada Menara Ilmu Parasitologi Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
  • Visi Misi
  • Parasitologi Kedokteran
  • Subdivisi
    • Protozoologi
    • Helmintologi
    • Entomologi
  • Penyakit akibat parasit
    • Penyakit Kecacingan (Helminths)
      • Askariasis
      • Trikuriasis
      • Penyakit Enterobiasis
      • Infeksi cacing tambang atau Hookworm (Cutaneous Larva Migrans)
      • Penyakit Strongyloidiasis
      • Penyakit Taeniasis
      • Penyakit Diphyllobothriasis
      • Penyakit Fascioliasis
      • Schistosomiasis
      • Penyakit Fasciolopsiasis
    • Penyakit akibat Protozoa usus
      • Penyakit Amebiasis
      • Penyakit Giardiasis
      • Penyakit Cryptosporidiosis
    • Penyakit Tular Vektor
      • Demam Berdarah Dengue
      • Penyakit Zika
      • Penyakit Chikungunya
      • Japanese Encephalitis (JE)
      • Penyakit Malaria
      • Filariasis limfatik
    • Penyakit akibat Arthropoda
      • Penyakit Pediculosis
      • Scabies (Kudis)
      • Gigitan atau sengatan Serangga
      • Alergi debu tungau rumah
      • Penyakit Dermatitis linearis
    • Penyakit parasit lainnya
      • Toksoplasmosis
      • Trikomoniasis
      • Toksokariasis
      • Penyakit Paragonimiasis
      • Hidatidosis (Echinococcosis)
  • Kontak
  • Beranda
  • Toksoplasmosis

Toksoplasmosis

  • 4 September 2019, 12.29
  • Oleh: Rizqiani Kusumasari
  • 0

Toxoplasmosis (Toksoplasmosis) merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Infeksi T. gondiipada manusia dapat ditemukan di seluruh dunia, dan banyak individu yang secara tidak sadar memiliki antibodi terhadap T. gondii. Siklus hidup T. gondii terdiri dari famili Felidae (kucing) sebagai pejamu definitive, dan manusia sebagai pejamu intermediet. Transmisi T. gondii dapat terjadi melalui rute fecal-oral, konsumsi daging yang tidak dimasak matang, serta transmisi dari ibu hamil ke janinnya. Kucing dapat terinfeksi oleh T. gondii melalui konsumsi makanan atau benda yang terkontaminasi oleh berbagai fase parasit: takizoit, bradizoit, ookista. Infeksi pada manusia biasanya terjadi akibat konsumsi daging yang mengandung kista T. gondii, atau konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kotoran kucing atau tanah yang mengandung ookista T. gondii.

Infeksi pada hewan dan manusia biasanya tidak menimbulkan gejala klinis, sehingga sebagian besar kasus infeksi bersifat kronis. Akan tetapi, gejala klinis berikut dapat dijumpai pada beberapa kasus: pembesaran kalenjar getah bening, demam, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada kelompok bayi baru lahir dan individu dengan status imun rendah (HIV), toxoplasmosis dapat bermanifestasi sebagai penyakit yang berat berupa ensefalitis. Apabila infeksi didapatkan pada saat janin masih di dalam kandungan, maka gejala yang dapat timbul saat bayi lahir adalah kelainan retina dan hidrosefalus. Diagnosis toxoplasmosis dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan serologi, antara lain indirect hemagglutination test, latex agglutination test, modified agglutination test, dan enzyme-linked immunoabsorbent assay(ELISA) untuk mendeteksi IgM dan IgG terhadap T. gondii. Selain itu, diagnosis juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan jaringan melalui biopsi.

Pengobatan toxoplasmosis dapat dilakukan dengan memberikan obat sulfonamid dan pirimetamin, dan dapat ditambahkan obat spiramisin pada ibu hamil. Sampai saat ini, vaksin untuk T. gondiibelum tersedia, sehingga pencegahan infeksi T. gondii dapat dilakukan dengan cara memasak daging hingga matang sebelum dimakan, mencuci tangan, menjaga kebersihan tempat kotoran kucing, dan menggunakan sarung tangan saat berkebun.

 

 

Daftar Pustaka:

Dalimi A, Abdoli A. Latent toxoplasmosis and human. Iran J Parasitol. 2012;7(1):1-17.

Dubey, JP. Toxoplasma gondii. In: Baron S, editor. Medical Microbiology. 4th ed. Galveston, TX: University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996.

Furtado JM, Smith JR, Belfort R, Jr., Gattey D, Winthrop KL. Toxoplasmosis: a global threat. J Glob Infect Dis. 2011;3(3):281-4.

Halonen SK, Weiss LM. Toxoplasmosis. Handb Clin Neurol. 2013;114:125-45.

Tautan

Universitas Gadjah Mada

Departemen Parasitologi

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

Gedung Prof. Drs. R. Radiopoetro Lantai 4

Sekip Utara, Yogyakarta 55281

Indonesia

Telp./Fax. (0274) 546215

Email: parasitologi.fk@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju